Deretan Jenis-jenis Kayu Asli Indonesia yang Teksturnya Paling Keras
Jenis kayu keras –
Kayu memang menjadi salah satu material dari alam yang kerap diandalkan untuk
menunjang berbagai kebutuhan.
Mulai dari konstruksi, mebel, kerajinan tangan, dan masih
banyak lagi. Hal itu pun menunjukkan bahwa kayu memiliki sifat yang fleksibel
sehingga membuatnya mudah untuk diolah sesuai kebutuhan.
Dalam industri perkayuan, kayu akan dibedakan kedalam dua
tipe yang berbeda, yakni jenis kayu keras (hard wood) dan kayu lunak (soft
wood).
Akan tetapi, pada ulasan kali ini hanya akan membahas
beberapa jenis kayu keras saja.
Tanpa banyak panjang lebar lagi, yuk simak langsung
ulasannya berikut:
5 Jenis Kayu Terkeras di Indonesia
1. Kayu Jati
Memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa jati merupakan
salah satu jenis kayu dengan kualitas terbaik di Indonesia bahkan di dunia.
Bagian teras kayu jati
ini tampil dengan warna emas gelap, sedangkan bagian gubalnya mengusung warna
krem atau bahkan putih kecoklatan.
Untuk tingkat
keawetannya, kayu jati termasuk kedalam kategori kelas I.
Menariknya lagi, kayu jati mempunyai kandungan minyak
pelumas yang berperan sebagai pelindung dari serangan rayap lho.
Dengan demikian, maka wajar saja jika kayu jati tidak mudah
ditembus oleh rayap, tidak mudah mengalami pelapukan, hingga tahan terhadap
perubahan cuaca.
Namun, tidak semua tipe kayu jati menawarkan kualitas yang
sama. Pasalnya, kayu jati akan dibedakan lagi kedalam beberapa kelas berbeda,
yakni grade A, grade B, dan grade C.
Sesuai dengan urutan kelasnya, dimana jati grade A memiliki
kualitas yang lebih bagus ketimbang grade B dan grade C.
Artikel Terkait: Daftar Harga Lantai Kayu Jati Dari yang Termurah Sampai Termahal
2. Kayu Meranti
Selain jati, meranti juga termasuk kedalam daftar jenis kayu
dengan tekstur paling keras di Indonesia.
Kayu ini tersedia kedalam tiga warna yang berbeda, yaitu kayu meranti merah, kayu meranti putih, dan kayu
meranti kuning.
Akan tetapi, jenis kayu meranti
merah memiliki daya tahan yang lebih bagus dibanding meranti putih maupun
meranti kuning.
Hal itu terbukti yang mana kayu meranti merah tahan terhadap
berbagai permasalahan, seperti serangan rayap, perubahan cuaca, hingga guyuran
air.
Tingkat kekuatan jenis kayu meranti merah termasuk kedalam
golongan kelas II – IV, sehingga sangat ideal digunakan untuk kebutuhan
eksterior maupun interior.
Mengenai tingkat keawetannya, kayu meranti merah termasuk ke
dalam kelas III – IV yang dapat bertahan hingga 10 tahun.
Sedangkan tingkat kekerasan yang dimilikinya berkisar 580
sampai 770 Kgs/m.
Adapun proses pengawetan kayu meranti yang biasanya
menggunakan campuran minyak diesel dan kreosot.
3. Kayu Bengkirai
Kayu Bengkirai atau yang sering disebut dengan istilah “yellow
balau” memang dikenal karena tingkat kekerasan dan ketahanannya yang begitu
baik.
Dijuluki “yellow balau” karena kayu bengkirai tampil dengan
warna coklat kekuningan. Kabarnya, tingkat kekerasan kayu bengkirai mecapai 1.500-2.000
lbf (pound-force).
Tentunya kayu bengkirai menjadi pilihan paling tepat untuk
berbagai aplikasi yang membutuhkan ketahanan dan durabilitas, seperti lantai,
decking, dan struktur bangunan.
Berkat tingkat kekerasannya yang mumpui, kayu bengkirai pun
tahan terhadap goresan dan benturan.
Bahkan yang lebih hebatnya lagi, kayu bengkirai juga
memiliki ketahanan alami terhadap serangan jamur dan hama yang membuatnya kerap
digunakan di luar ruangan dan area yang lembap.
Dikarenakan teksturnya yang begitu keras, maka tak heran
jika proses pemotongan dan pengolahan kayu bengkirai harus menggunakan
jenis gergaji khusus.
4. Kayu Merbau
Salah satu ciri khas paling menonjol dari kayu merbau
terlihat dari tampilanya yang berwarna merah kecoklatan, serta memiliki pola
serat yang lurus dengan tekstur halus.
Kayu ini banyak dijumpai di daerah Kalimantan dan Papua.
Namun, kayu merbau asal Papua memiliki kualitas yang lebih bagus ketimbang kayu
merbau asal Kalimantan.
Tingkat kekerasan kayu merbau mencapai nilai janka sekitar sekitar
2.000-2.500 lbf (pound-force).
Sehingga kayu merbau sangat cocok digunakan untuk aplikasi
yang membutuhkan ketahanan dan kekuatan ekstra, seperti lantai, perabotan, dan
struktur bangunan.
Keunggulan kayu merbau mencakup ketahanannya terhadap
serangan rayap, paparan matahari, guyuran air, goresan, dan benturan.
Namun, terdapat juga salah satu kekurangan dari kayu merbau
yang harus diketahui, yaitu akan mengeluarkan getah saat terkena air.
Meski demikian, keluarnya getah tersebut sama sekali tidak
mengurangi kualitas kayu merbau dan bahkan bisa menghilang dengan sendirinya
dalam kurun waktu tertentu.
Artikel Serupa: 9 Varian Produk Lantai Kayu Merbau
5. Kayu Ulin
Jenis kayu berikutnya yang memiliki tekstur paling keras di
Indonesia, yakni Kayu Ulin.
Masyarakat kerap menyebut kayu ini dengan julukan “kayu besi”.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena kayu ulin memang memiliki tekstur yang kasar
dan sekeras besi lho!
Adapun mengenai tingkat kekerasannya yang mecapai nilai
janka sekitar 3.000-3.500 lbf (pound-force).
Kayu ulin sangat kuat dan tahan terhadap benturan serta
goresan, menjadikannya pilihan utama untuk aplikasi yang memerlukan daya tahan
ekstra, seperti jembatan, tiang listrik, dan decking.
Untuk tampilan fisiknya, kayu ulin mengusung warna cokelat
gelap hingga hitam serta tekstur yang begitu padat.
Tak hanya tahan terhadap faktor cuaca, bahkan kayu ulin juga
tahan terhadap serangan rayap maupun hama perusak kayu lainnya.
Mengingat teksturnya yang sekeras besi, tentu saja kayu ulin
ini tidak bisa dipotong dengan peralatan manual seperti gergaji maupun kampak.
Nah, itulah deretan jenis-jenis kayu asli Indonesia yang
memiliki tekstur paling keras.